Asal-Usul Manusia
Proses penciptaan manusia dengan
empat cara,yaitu:
1. Diciptakan dari tiada menjadi ada,
yaitu dari bahan baku tanah seperti penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ
طِينٍ
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (Q.S. Al Mu’minun
ayat 12)
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ
خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Sesungguhnya misal (penciptaan)
Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam
dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang
manusia), maka jadilah dia. "(Q.S. Ali-Imran ayat 59)
2. Diciptakan dari manusia pertama (Adam)
yaitu dari bagian tubuh manusia pertama, seperti Siti Hawa.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
"Hai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (Q.S. An-Nisa ayat 1)
3. Diciptakan tanpa melalui proses persenyawaan sperma Bapak
seperti
Nabi ISA AS. Seperti yang terkandung dalam Qur’an Surat Maryam ayat 16 – 36.
4. Diciptakan melalui proses persenyawaan sperma dan sel telur
kemudian menjadi nuthfah, alaqoh, mudghah,
lahmanakhor, makhluk yang sempurna seperti kita manusia sekarang ini. Seperti
yang dijelaskan dalam Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 12 – 14 di bawah ini.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ
طِينٍ
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
"Kemudian Kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ
لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ
الْخَالِقِينَ
"Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."
POTENSI MANUSIA
Manusia
menurut agama Islam adalah makhluk Allah yang berpotensi. Berikut
ini beberapa potensi manusia menurut agama Islam yang
diberikan oleh Allah Swt.
1. Potensi Akal
Manusia memiliki potensi akal
yang dapat menyusun konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan
gagasan. Dengan potensi ini, manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai
pemimpin di muka bumi. Namun, faktor subjektivitas manusia dapat mengarahkan
manusia pada kesalahan dan kebenaran.
2. Potensi Ruh
Soal ruh ini memang bukan urusan
manusia karena manusia memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Biarlah urusan ruh
menjadi urusan Tuhan. Allah swt berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ
أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu
tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit“. (Q.S. Al-Isra ayat 85)
3. Potensi Qalbu
Qalbu di sini tidak
dimaknai sekadar ‘hati’ yang ada pada manusia. Qalbu lebih
mengarah pada aktivitas rasa yang bolak-balik. Sesekali senang, sesekali susah.
Kadang setuju kadang menolak. Qalbu berhubungan dengan
keimanan. Qalbu merupakan wadah dari rasa takut, cinta, kasih
sayang, dan keimanan. Karena qalbu ibarat sebuah wadah, ia
berpotensi menjadi kotor atau tetap bersih.
4. Potensi Fitrah
Manusia pada saat lahir memiliki
potensi fitrah. Fitrah di sini adalah bawaan sejak lahir. Fitrah manusia sejak
lahir adalah membawa agama yang lurus. Namun, kondisi fitrah ini berpotensi
tercampur dengan yang lain dalam proses perkembangannya.
5. Potensi Nafs
Dalam bahasa Indonesia, nafs diserap
menjadi nafsu yang berarti 'dorongan kuat untuk berbuat kurang baik'.
Sementara nafs yang ada pada manusia tidak hanya dorongan
berbuat buruk, tetapi berpotensi berbuat baik. Dengan kata lain, nafs ini
berpotensi positif dan negatif.
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan manusia diciptakan di
dunia ini adalah:
1. Untuk menyembah kepada-Nya
berdasarkan firman Allah
Qur’an surat Az-Zariyat ayat 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
2. Sebagai khalifah di bumi
Manusia adalah makhluk yang bertugas untuk mengurus bumi dengan segala isinya
dan berkewajiban memakmurkannya berdasarkan firman Allah, Qur’an Surat Al-An’am
ayat 165.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ
بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۗ إِنَّ
رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan Dialah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian
(yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang."
KEDUDUKAN MANUSIA
Di dalam Al Qur’an disebutkan
tentang kedudukan manusia, manusia itu adalah:
1.
Makhluk yang termulia (Q.S. Al Isra:70)
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ
فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ
عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا
تَفْضِيلًا
"Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan."
2.
Makhluk yang paling indah bentuk dan kejadiannya
(Q.S. At Tin:4)
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
"sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
3.
Makhluk yang diberi kebebasan memilih dan bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk (Q.S.91:7–10)
4. Makhluk yang diberi kemampuan oleh Allah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih iptek itu (Q.S.96:1–5).
Alat-alat untuk meraih iptek
tersebut adalah :
•Pendengaran, penglihatan, akal
pikiran dan hati (Q.S. an nahl : 78)
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ
لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ
السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."
•Lisan (Q.S. al balad : 8-9) .
أَلَمْ
نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ
"Bukankah Kami telah memberikan
kepadanya dua buah mata,"
وَلِسَانًا
وَشَفَتَيْنِ
"lidah dan dua buah bibir."
•Pena (Q.S. al alaq : 4)
الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
"Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam,"
5.
Khalifah
Allah di Muka Bumi (Q.S. al baqoroh : 30)
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي
الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
6. Makhluk yang diberi beban untuk beribadah kepada Allah (Q.S. az zariyat : 56)
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku."
MISI & FUNGSI MANUSIA
a. Sebagai Hamba Allah (Abdullah)
Sebagai “Abdullah” membawa
konsekwensi menghambakan diri kepada Allah. Karena esensi dari “abdu” adalah
ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Kewajiban manusia untuk menghambakan diri
kepada Allah dilatarbelakangi oleh:
–Tujuan pencipataan manusia hanyalah untuk beribadah(Q.S. al baqoroh : 21)
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,"
–Untuk mencapai tujuan penciptaan disediakan sarana hidup dan kehidupan.(Q.S. al baqoroh : 22).
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ
الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ
أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui."
b. Sebagai Khalifatullah
– Tugas Khalifah adalah
memakmurkan bumi (Q.S. al baqoroh :30).
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
– Kekhalifahan harus disertai dengan prestasi dan kemahiran ilmu pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang mulia. (Q.S. al baqoroh:31)
وَعَلَّمَ آدَمَ
الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ
أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!"
Manusia sebagai khalifah akan
mampu memerankan fungsinya apabila:
– Berusaha dan berupaya
mengembangkan potensi yang telah dianugerahkan Allah, yaitu akal pikiran.(Q.S
an nahl:78)
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ
مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ
وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur."
– Komitmen terhadap pedoman yaitu Al Qur’an dan As Sunah sebagai sumber petunjuk (Q.S. al an’am:125)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ
أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ
يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ
كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman."
Ketika manusia mampu memadukan
antara tugas ibadah dan perannya sebagai khalifah maka perwujudan manusia yang
dicita-citakan yakni “InsanKamil” akan dengan mudah tercapai.
0 komentar:
Posting Komentar